Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Di sebuah kota kecil yang damai, hiduplah seorang ayah bernama Ludi. Ia adalah sosok yang tegar dan penuh kasih. Ia bekerja keras sebagai tukang kayu untuk mencukupi kebutuhan keluarganya. Meskipun hidup sederhana, Ludi selalu menyisihkan waktu dan tenaga untuk keluarganya, terutama anak perempuannya, adalah anak yang ceria dan penuh semangat. Ia sangat dekat dengan ayahnya dan mengagumi keahliannya dalam membuat perabot kayu. Mereka sering berbicara dan berbagi cerita, menciptakan ikatan batin yang kuat di antara mereka. Namun, suatu hari, nasib buruk menimpa keluarga itu. Anti jatuh sakit parah dan butuh perawatan medis yang mahal. Ludi merasa terpukul. Ia tidak memiliki cukup uang untuk membayar biaya pengobatan yang diperlukan. Namun, ia menjanjikan pada dirinya sendiri bahwa ia akan melakukan apa pun untuk menyelamatkan nyawa putrinya tercinta. Ludi memutuskan untuk mencari pekerjaan tambahan, walaupun ia sudah sangat lelah dengan pekerjaan utamanya. Ia berkeliling kota dari pagi hingga malam, mencari pekerjaan sampingan yang dapat membantu memenuhi kebutuhan medis Anti. Ia mengorbankan istirahatnya dan mengabaikan kelelahannya demi menyelamatkan nyawa malam, ketika Ludi kembali dari mencari pekerjaan tambahan, ia melihat Anti yang sedang berbaring di tempat tidur dengan wajah pucat. Ia duduk di sampingnya dan memegang tangannya erat."Anti, sayangku, Ayah akan melakukan segalanya untukmu. Ayah tidak akan pernah menyerah. Ayah akan mencari cara untuk membayar biaya pengobatanmu," ucap Ludi dengan suara lembut, namun penuh menatap ayahnya dengan mata penuh harap. "Ayah, aku tidak ingin menyusahkanmu. Aku tahu betapa kerasnya Ayah bekerja. Aku bisa bertahan," kata Anti dengan lemah. Tetapi Ludi dengan tegas menolak. "Tidak, Anti. Kamu adalah segalanya bagiku. Aku tidak akan membiarkan penyakit ini mengambilmu dariku. Aku akan melakukan apa saja, bahkan jika itu berarti mengorbankan diriku sendiri."Hari demi hari berlalu, Ludi terus mencari pekerjaan tambahan. Ia membawa beban yang berat di punggungnya, tetapi ia tidak pernah menyerah. Ia menghadapi penolakan dan kelelahan, namun kekuatan cinta dan tekadnya untuk melihat Anti sehat kembali menggerakkan langkah-langkahnya. Suatu hari, Ludi berjumpa dengan seorang pengusaha yang terkesan dengan keuletannya. Pengusaha itu menawarkan pekerjaan tetap dengan gaji yang lebih baik. Ludi tidak bisa menyembunyikan rasa bahagianya. Ia tahu bahwa kesempatan ini akan membantunya membayar biaya pengobatan Anti. 1 2 3 Lihat Cerpen Selengkapnya
IbuKasih sayangmu Samudra penyejuk kalbu Pelita setiap langkah hidupku Agungnya cinta suci tiada meragu Sembilan bulan mengandung darah daging menyatu Rahim mulia menjadi ladang benih generasi baru Selalu Doa Orang tua Demi anak tercinta Ridhonya, ridho Tuhan jua Maafkanlah kami yang tak bisa Balas budi untuk segala pemberian mereka
PuisiSingkat Ibu - Rasa sayang seorang ibu JUDUL - Rasa sayang seorang ibu Ibu.. Kasihmu sepanjang masa Layaknya isi bumi ini kau adalah mentari di siang hari Kau adalah rembulan di malam hari Terimakasih atas kasih cinta dan perjuanganmu terhadapku Mengandungku Melahirkanku Menyusuiku Mendidiku Ingin mu memang sangat sederhana
Kasihibunda kepada anaknya itu tak terhingga. Kamu tak akan pernah bisa menggantinya dengan apa pun. Maka dari itu, doakanlah ia agar sehat selalu sehingga kamu bisa terus membahagiakannya. Jangan lupa ucapkan makasih atas jasanya selama ini. 17. Tak Pernah Lelah Tak pernah lelah untuk menyayangi. Nggak pernah mengeluh dalam mendidik. Dialah ibu.
PUISITERIMA KASIH IBU Aku ada karenamu Aku tumbuh berkat perhatian dan kasih sayangmu Aku sukses berkat didikan dan arahanmu Dan Kau berikan apa yang Aku butuh Saat Ku sedih Kau peluk erat diriku Saat Ku sakit Kau sembuhkan lukaku Saat Ku bahagia Kau lemparkan senyum padaku Dan Kau selalu ada di saat Ku butuh Tapi kini takkan lagi Ku rasa
. jgl6dayju9.pages.dev/297jgl6dayju9.pages.dev/258jgl6dayju9.pages.dev/358jgl6dayju9.pages.dev/376jgl6dayju9.pages.dev/284jgl6dayju9.pages.dev/2jgl6dayju9.pages.dev/180jgl6dayju9.pages.dev/18jgl6dayju9.pages.dev/84
puisi terima kasih ayah ibu